– Pengakuan kedaulatan dan keanggotaan
Palestina di PBB akan menjadi isu utama yang didukung Indonesia dalam
Sidang Tahunan Majelis Umum (SMU) PBB di New York Senin pekan depan. Di
forum itu, Pemerintah Indonesia akan menyatakan tekadnya dalam mendukung
kemerdekaan Palestina dari Israel.
“Isu Kemerdekaan Palestina
akan mendapatkan perhatian sangat besar pada SMU PBB kali ini, Indonesia
akan menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina
dan masuknya Palestina menjadi anggota PBB” kata Menteri Luar Negeri
Indonesia, Marty Natalegawa, Kamis 15 September 2011.
Indonesia
telah berulangkali mengutuk tindakan Israel atas Palestina, termasuk
pendudukan dan pembangunan pemukiman yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem.
Protes keras atas konflik ini diwujudkan dengan tidak membuka hubungan
diplomatik dengan Israel, sebelum negara tersebut mengakui kemerdekaan
Palestina.
Pengakuan inilah yang tengah diperjuangkan oleh Palestina
di PBB. Rencananya pada SMU PBB 19 September mendatang, pemerintah
Palestina akan mengajukan proposal keanggotaan dan meminta pengakuan
dari mayoritas 193 negara anggota PBB. Natalegawa mengaku Indonesia
dalam hal telah jauh lebih dulu mengakui kemerdekaan Palestina.
“Indonesia
bahkan telah mengakui kemerdekaan Palestina selang beberapa jam setelah
dideklarasikan pada tahun 1988”, tambah Natalegawa.
Isu Lain
Berdasarkan pernyataan dari Kementerian Luar Negeri, selain membahas
masalah Palestina, SMU PBB juga diagendakan membahas beberapa isu
politik dan keamanan lainnya di Timur Tengah dan Afrika.
Selain itu,
juga akan dibahas isu terorisme, keamanan dan keselamatan nuklir,
rasisme, demokrasi dan HAM. Dalam bidang ekonomi pembangunan akan
dibahas masalah kesehatan global, MDGs poin 4 dan 5 (Kesehatan Ibu dan
anak), ketahanan pangan di Afrika dan perubahan iklim khususnya isu
kehutanan.
Menlu RI setidaknya akan menghadiri empat Pertemuan
Tingkat Tinggi yang melibatkan Kepala Negara atau Pemerintahan dan 17
pertemuan tingkat menteri luar negeri yang membahas berbagai isu global
yang saat ini sedang dihadapi masyarakat internasional. (ren/VN)
0 comments:
Post a Comment